naruto

naruto

Rabu, 28 Mei 2014

[Text Chapter] Bleach 582. Headless Star
..........

Sang Pahlawan itu kembali menjadi penyelamat untuk ke sekian kalinya. Kurosaki Ichigo, shinigami pengganti yang bahkan mengubah sejarah Soul Society itu kini kembali pelindung Gotei 13, menjadi pahlawan bagi Soul Society. Kakinya menapak tegap di hadapan seorang Zaraki yang berlumur darah. Namun, sosok Kenpachi itu sedikit sumringah saat matanya dapat dengan jelas menatap siapa yang datang.

“Gak pernah kebayang kau orang yang bakal menyelamatkanku.” Seringai Zaraki menyembunyikan rasa senangnya.

Ichigo tak langsung menjawab, pemuda berambut orange itu hanya tersenyum memandang kawannya yang berlumur darah.

“Bisa berdiri nggak?” Tanya Ichigo dengan maksud sedikit mengejek sang Kenpachi.

“"Bisa berdiri nggak"?” Zaraki mengulang pertanyaannya. “Jangan tolol, pikirin dulu diri sendiri.”

Sedetik setelah Zaraki berucap, seorang yang lain melompat ke arah mereka. Candice, dengan tangan kanannya yang penuh dengan percikan petir melesat ke arah mereka berdua, bermaksud menyerang Ichigo dari belakang. Namun, shunpo Ichigo tak sebanding dengan gerakan gerakan Candice, sekejap mata Ichigo langsung berada di samping Candice, menggenggam lengan kanan perempuan berambut hijau itu dan lengsung menghempaskannya begitu saja.

Tubuh sang Sternritter terlempar, menghantam sebuah pilar besar, merobohkannya hingga rata dengan tanah. Tak terima akan perlakuan Ichigo, Menny, Lilly dan Giigy langsung melesat ke arah Ichigo. Hirenrakyu mereka dapat mengimbangi pergerakan Ichigo. Mulut Lilly membesar, siap untuk melahap sang shinigami. Beruntung karena sedikit reflek yang dimilikinya, Ichigo dapat mengelak dari gigitan mulut sang Glutton. Namun, jubah pemberian Shuutara koyak karena taring-taring Lilly.

Menny dan Giggy tak melambat, sebuah pukulan dan tendangan dari mereka berdua melayang bersamaan. Sayang, Ichigo dalam performa paling tinggi sekarang, sedikit elakan serangan kedua Sternritter itu dapat Ichigo atasi dengan mudah. Sebuah serangan balakang diberikan Ichigo, masing-masing mendapatkan sebuah hantaman tepat di dada mereka, membuat mereka terpental menghantam gedung, senasib dengan Candice.

“Kenapa begini?” Ucap Giggy yang terkapar, kening perempuan ini berdarah.

“Kita ceroboh...” Ucap Menny yang juga terluka.

“Bukan.” Lilly menyalahkan Menny. ”Ini Wajar, Dia Kurosaki Ichigo, sudah sewajarnya dia bisa begini.”

Menny dan Giggy tak dapat bicara, merasa begitu bodoh karena tak mengenali sosok penting yang tertulis dalam Daten.

“Kurosaki Ichigo...!” Gumam Menny

“Yang paling atas di "Potensi Spesial dalam Perang"!!” Timpal Giggy.

Suara petir menggelegar tak jauh dari tempat mereka. Petir menukik dengan begitu cepatnya meluluhlantahkan bangunan yang di dekat sana.

“Berisik!!!” Suara Candice terdengar lebih kencang dari sebelumnya, terdengar begitu penuh amarah yang meletup-letup laik petir miliknya yang siap menghantam siapa saja. “"Potensi Spesial dalam Perang"!? Kurosaki Ichigo!? Peduli amat!!”

Seluruh tubuh perempuan berpakaian minim ini terselimuti oleh petir, seakan di dahinya tertulis ‘Awas tegangan tinggi.’

“Kau gak bisa dimaafkan!!” Geram Candice, “Beraninya membuatku kotor begini, setiap pagi aku bangun lebih pagi dari semua orang buat menata rambutku, brengsek!!!”

“Wow... seram.” Celetuk Giggy

“Cuma itu alasannya dia marah-marah?” Sahut Lilly.

Candice berhenti dari langkah kecilnya. Kakinya terdiam, tak memberi tanda-tanda kalau telapak kakinya sedang mengumpulkan reishi terdekat. Tangannya menyentuh tanda Hati dari kepala sabuknya. Tanda hati itu berpendar sekejap sebelum mengeluarkan sebuah benda kecil yang kemudian bermanifestasi menjadi sebuah busur panah.

Dengan sigap tangannya langsung meraih busur sucinya. Menkonsentrasikan reishi untuk membentuk sebuah anah panah dari kumpulan reishi.

“Galvano Blast!!!” Gumam sang perempuan Hijau.

Sebuah anak panah yang berbentuk seperti petir melesat ke arah Ichigo, percikan-percikan anak panah menandakan bila serangan itu bukanlah serangan panah biasa. Ledakan tak terelakkan, serangan itu tepat mengenai tubuh Ichigo, gumpalan asap tercipta dari sisa-sisa petir yang menyambar.

“Jadilah debu dengan sengatan 5 Gigajoule, Brengsek!!” Celoteh Candice.

“Bodoh, Mana mungkin dia mati cuma dari satu atau dua tembakan Heilig Pfeil.” Sahut Lilly yang sepertinya mengerti kalau serangan sekuat Gigajoule— Gigajoule (fisika): satuan untuk energi. 1 Gigajoule = 1.000 Megajoule—sama sekali tak akan mengusik daya tahan Ichigo.

“Wah, wah. kalian semangat sekali.” Sebuah suara pemuda terdengar dari balik asap yang menggumpal. “Tadinya kukira bakal harus hati-hati melawan perempuan, tapi kurasa aku gak perlu khawatir.”

Kurosaki Ichigo, dia masih berdiri tegak setelah menerima serangan itu. Tak ada yang terluka di tubuhnya, tak ada yang lecet di kulitnya. Satu-satunya yang berubah adalah jubah pemberian Shuutara yang kini tak lagi menutupi tubuhnya. Sang pemuda itu memakai Shihakushou biasa dengan sebuah tambahan baru di bagian dadanya, pingangnya terlilit oleh kain berwarna putih yang terlihat seperti Haori seorang Taichou, Zanpakutou—besar—masih berada di punggungnya, dan yang lain—yang kecil—masih tak bergeser dari pinggang kanannya.

“'Kan, sudah kubilang.” Gumam Lilly yang sudah mengerti. Perempuan dengan tubuh paling kecil itu langsung menyentuh tanda hati di pinggangnya, Menny dan Giggy mengukutinya. Manifestasi senjata yang serupa dengan Candice langsung berada dalam genggaman mereka.

Tanpa sebuah perintah, seakan membuktikan kalau mereka berempat telah lama melakukan kerja sama, semuanya melesat ke arah Ichigo tanpa sepatah kata. Panah Suci terarah tepat ke tubuh Ichigo dari empat sisi. Ichigo tak mau kalah, kedua tangannya langsung meraih masing-masing zanpakutounya, kuda-kuda dipersiapkan untuk menghalau serangan empat arah.

—Benturan reiatsu tak terelakkan.

...

Tak jauh dari pertempuran itu, sosok sang raja yang telah bangun dari tidurnya merasakan reiatsu sang pahlawan. Kakinya melangkah keluar dari singgasananya, seakan dia ingin membuktikan dengan dirinya sendiri bila memang Ichigo yang datang.

“Akhirnya kau datang juga.” Suara parau sang raja terdengar tak tenang. “Kurosaki Ichigo.”

Di belakang sang Raja, Hashwalt dan Uryuu mengikutinya.

“Sebentar lagi akan dimulai, Haschwalth... Uryuu...” Ucap kembali Yhwach.

....

“Sudah waktunya?” Suara yang lain menimpal

Bukan, bukan Haschwalt ataupun Uryuu yang bicara, melainkan sosok yang berada tak jauh dari tempat sang raja berdiri. Askin Nakk Le Vaar, Sang Sternritter D ini terlihat seperti memata-matai sang raja.

“Baiklah, apa aku punya pilihan lain atau tidak...”

Tidak ada komentar:

naruto

naruto
naruto

Daftar Blog Saya

naruto

naruto
Powered By Blogger