naruto

naruto

Kamis, 05 Juni 2014

[Text Chapter] Bleach 583. The Headless Star 2
.........

Pertarungan tak dapat terelakkan. Untuk menyelamatkan Zaraki, untuk melindungi Soul Society, tak ada cara lain yang harus Ichigo lakukan selain menghunuskan pedangnya pada sang musuh. Tak ada alasan perempuan ataupun laki-laki, mereka yang telah membuat Soul Society menjadi puing reruntuhan seperti ini semuanya musuh.

Empat Sternritter harus Ichigo hadapi sekaligus sesaat setelah kakinya menapak tanah Soul Society. Candice sang Thunderbolt dengan kekuatan petirnya, Mennimas sang Power dengan kekuatan fisiknya, Giselle sang Zombie dengan kekuatan darahnya dan Liltotto sang Glutoni dengan kemampuan mulutnya yang dapat melahap segalanya. Keempatnya menyerang Ichigo bersamaan, namun Ichigo dapat dengan mudahnya menghalau serangan mereka dan memberikan serangan balasan.

Candice dengan amarahnya yang sudah meluap langsung meluncurkan panah sucinya, serangan 1000 Megajoule menghantam tubuh Ichigo. Namun, ketahanan pemuda berambut orange ini sudah diluar batasnya. Dia masih berdiri tegak setelah menerima serangan itu. Tak ada yang terluka di tubuhnya, tak ada yang lecet di kulitnya. Satu-satunya yang berubah adalah jubah pemberian Shuutara yang kini tak lagi menutupi tubuhnya. Sang pemuda itu memakai Shihakushou biasa dengan sebuah tambahan baru di bagian dadanya, pingangnya terlilit oleh kain berwarna putih yang terlihat seperti Haori seorang Taichou, Zanpakutou—besar—masih berada di punggungnya, dan yang lain—yang kecil—masih tak bergeser dari pinggang kanannya.

“Kan, sudah kubilang.” Gumam Lilly yang sudah mengerti. Perempuan dengan tubuh paling kecil itu langsung menyentuh tanda hati di pinggangnya, Menny dan Giggy mengukutinya. Manifestasi senjata yang serupa dengan Candice langsung berada dalam genggaman mereka.

Tanpa sebuah perintah, seakan membuktikan kalau mereka berempat telah lama melakukan kerja sama, semuanya melesat ke arah Ichigo tanpa sepatah kata. Panah Suci terarah tepat ke tubuh Ichigo dari empat sisi. Ichigo tak mau kalah, kedua tangannya langsung meraih masing-masing zanpakutounya, kuda-kuda dipersiapkan untuk menghalau serangan empat arah.

Benturan reiatsu tak terelakkan, Ichigo dapat mengimbangi serangan mereka berempat. Lilly kembali menarik busurnya, sebuah anak panah dengan ujung yang terlihat seperti mulut tercipta dari reishi sekitarnya, tanpa pikir panjang Lilly langsung meluncurkannya.

Gigi tak mau kalah, busurnya juga masih dapat menciptakan sebuah anak panah dengan ujung berbentuk hati. Sebuah anak panah dengan ujung berbentuk sarung tinju menyusul dari sisi lain. Dan anak panah lain—berbentuk petir—juga melesat tak kalah cepat dari lainnya.

Ledakan reiatsu kembali terjadi. Namun, lagi-lagi reiatsu Ichigo dapat menyeimbangi serangan keempat perempuan itu. Tak hanya itu, bahkan tekanan roh shinigami ini dapat dengan mudahnya membuat keempat Sternritter itu terlempar. Candice yang menghantam tembok, diikuti oleh Gigi yang menimpa tubuh perempuan berambut hijau lemon itu. Mennimas menyusul, tubuhnya juga menghantam tubuh langsing Candice. Terakhir Lilly yang menginjak wajah Candice.

“Sialan, kalian barusan sengaja, kan?!?!?” Teriak Candice sambil menyemburkan petirnya ke segala arah “Kubunuh kalian!!!”

“Oh, dia kuat ya.” Gumam Gigi sambil terkekeh setelah menghindar cukup jauh dari Candice, mengacuhkan pertanyaan Candice tadi, matanya meneropong melihat sosok Ichigo di depannya.

“Iya, dia terus-terusan menangkis Heilig Pfeil-ku, jadi lapar...” Lilly menyetujuinya.

“Dia menyebalkan...” Komentar singkat Menny

“Dia harus mati.” Ucap Gigi

“Hari ini tumben kita semua sependapat.” Gumam Lilly sedikit heran. “Aku setuju, kalau kita semua sependapat, berarti gampang!!”

Tiba-tiba sebuah ledakan terdengar begitu keras dari sisi Candice. Reiatsu pekat mengelilingi tempat Candice berdiri sebelum dia muncul dengan seringai khas di bibirnya.

“Waktunya eksekusi mati!!” Teriak perempuan berpakaian minim itu.

Penampilannya sedikit berubah. Di atas kepalanya ada terdapat sebuah benda berbentuk pintang yang berpendar tidak terlalu terang, punggungnya terdapat empat helai sayap yang mengepak-ngepak kaku. Percikat listrik terasa begitu membahayakan di sekitar tubuhnya. Iya, Candice Catnipp kini dalam keadaan Vollstandignya.

“Serius?” Gumam Lilly tidak yakin.

“Aku gak suka Vollstandig, capek.” Ucap Gigi

“Dia menyebalkan tapi bukan berarti harus dibantai...” Menny ikut menimpali

“Ahh berisik!” Teriak Candice marah. “Gimana kita bisa menghadap Yang Mulia habis dipermalukan cowok itu?!”

“Eh tapi...” Gumam Menny

“Jangan khawatir lah, abaikan aja Yang Mulia.” Lilly memberikan saran.

“Kau kelihatan jelek kalau terlalu serius, Candy-chan!” Gigi jutru terkekeh melihat tingkah salah satu temannya itu.

“Ya udah!! Biar kulakukan sendirian!!” Geram Candice setelah akhirnya berhasil menyusutkan amarahnya pada ketiga temannya itu. “Kalau kubunuh salah satu "Potensi Khusus dalam Perang" pasti Yang Mulia akan mengabulkan apa pun permintaanku!!”

Ketiganya terdiam. Menny justru memikirkan dia berada dalam sebuah kamar mewah oemberian sang tuannya. Pikiran Lilly penuh dengan makanannya. Entah apa yang dipikirkan oleh Gigi hingga membuat liurnya jatuh begitu saja dari bibir tipisnya itu.

Tak menunggu lama, Candice langsung melesat ke arah Ichigo, sayapnya mengepak dengan cepat hingga tak butuh waktu lama bagi Candice untuk berhadapan lansung dengan pemuda itu. Tangannya dengan sigap meraih dua helai sayap di punggungnya, menebaskan pada arah Ichigo. Iya, helai sayap itu juga dapat berguna sebagai pedang baginya.

Tak sulit bagi Ichigo untuk menangkis, kedua tangannya juga sudah menggenggam erat dua buah bilah tajam. Keduanya saling menyilangkan pedang, saling mendorong genggaman mereka.

“Dua pedang?” Ucap Ichigo pelan. ”Bagus, sama sepertiku.”

“Brengsek, Gak lihat ya aku punya enam pedang!!” Geram Candice sembari mengepakkan sayapnya. Tangan Ichigo terdorong karena kekuatan tambahan Candice, Ichigo terlempar ke atas. Walau begitu, keseimbangan tubuh pemuda itu masih sempurna, kakinya masih dapat mengumpulkan reishi untuk menjaga tubuhnya tetap berdiri.

“Galvano Javelin!!” Gumam Candice dengan tatapan tajam.

Perempuan ini sepertinya terlalu serius, matanya menatap tajam penuh amarah, bahkan dia sama sekali tak memberikan sedikit kesempatan bagi musuh untuk mengelak. Lemparan pedangnya melesat dengan begitu cepat ke arah Ichigo. Ichigo sendiri tak terlihat begitu khawatir dengan serangan yang melesat ke arahnya. Pedang kecilnya dia ayunkan. Pemuda ini sudah dapat mengkonsentrasikan reiatsunya, bahkan hingga diujung zanpakutounya. Sebuah garis reiatsu terlihat samar ketika dia menggerakkan zanpakutounya.

“Getsuga Tenshou.” Gumam Ichigo tanpa menurunkan kewaspadaannya.

Sebuah reiatsu pekat meluap dari garis yang Ichigo buat. Benturan Getsuga Tenshou dan Galvano Javelin terjadi. Seimbang, kedua teknik itu sama-sama hilang ketika saling berbenturan, saling mengikis hingga keduanya sama-sama habis tak berbekas, hanya menyisakan asap tipis yang menjadi penghalang diantara Ichigo dan Candice.

“Mustahil....” Geram Candice sedikit tak percaya kalau Galvano Javelin-nya yang dalam keadaan Vollstandig dapat dengan mudahnya dihalau oleh seorang pendapang baru itu. Dan mustahil pula bagi Candice untuk menyerah, perempuan dengan sifat berapi sepertinya tak akan pernah untuk berucap menyerah.

Tangannya dia angkat tak tinggi. Entah dari mana datangnya reiastu itu, namun tubuh Candice meluap-luap akan reiatsu. Petir keluar dari tubuhnya, reishi di sekitarnya berkumpul hingga menjadi pilar yang mengelilingi tubuhnya.

“Jangan sombong cuma karena jurusmu bisa menangkis jurusku...” Geram perempuan bertopi itu. Seluruh reiatsu, seluruh reishi, seluruh petir yang dia ciptakan dia kumpulkan di telapak tangannya, dia pusatkan dalam satu titik. Seluruh tubuhnya memercikkan listrik seolah tak terkendali. Satu ayunan dari Candice, pilar listrik raksasa langsung menghantam ke arah Ichigo. “Coba pasang lagi tampang barusan kalau masih bisa hidup setelah menerima ini—”

“—Electrocution!!!”

Sebuah ledakan besar lagi-lagi terdengar menggelegar. Tanah tak berdosa Seireite kembali harus menerima kerusakan. Namun, bukanlah seorang Kurosaki bila akan menyerah hanya karena melihat serangan besar seperti itu. Pengalamannya bertarungnya tak dapat dilupakan begitu saja, hal seperti itu tak akan membuat Ichigo putus asa. Ah, bahkan Keputusasaan tak akan membuat Ichigo kalah, begitulah kata Rukia.

Dengan kemampuannya, entah bagaimana dia bertahan, sosok pemuda ini bahkan tak terluka sedikitpun. Ichigo melesat mengampiri Sternritter T itu, kembali memusatkan reiatsunya di ujung pedangnya, kali ini bahkan di kedua pedangnya sekaligus. Pengontrolan reiatsunya sungguh meningkat sangat pesat.

Dia ayunkan pelan. Sebuah garis reiatsu kembali tercipta, kali ini menyilang di hadapannya.

“—Getsuga Juujishou!!*”

Luapan reiatsu kembali terasa dari garis kecil yang Ichigo buat. Reiatsu pekat tercipta, berbentuk silang dang menghantam tepat ke arah Candice, sang sternritter T. Sang Pahlawan mulai tak segan menahan serangannya, sang Penyelamat tak ingin menghabiskan waktunya begitu saja. Dia sadar bila tak ada waktu untuk bermain-main. Soul Society memang dalam keadaan genting saat ini.

*) Taring Bulan Penyayat Silang

__________ Trans : Xaliber [English : Mangapanda]
___________ Deskrip : Angoez
__ Tolong cantumkan sumber (Link Post ini) atau nama Fans Page ini bila menggunakan text version ini.
__
— bersama RiZal Yoshioka Zangetsu dan 42 lainnya.

Tidak ada komentar:

naruto

naruto
naruto

Daftar Blog Saya

naruto

naruto
Powered By Blogger